Tari Rentak Kudo adalah tarian kesenian khas
budaya asli masyarakat Kerinci yang berasal dari daerah Hamparan
Rawang Kabupaten Kerinci, Jambi yang
banyak diminati kalangan masayakat di Kabupaten Kerinci.
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak
Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian
ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat Latar belakang
Tarian ini ditarikan di dalam
perayaan yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya
penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu
sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini
getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga
jarak yang sangat jauh
dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen
pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan
dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang
panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa
kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari
pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran
masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim
subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh
masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya
Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap
pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa
hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.
Asal-usul
Walaupun telah ada banyak tulisan
yang menuliskan tentang asal-usul Tari Rantak Kudo, belum ditemukan sumber yang
benar-benar menjelaskan asal-usul seni budaya ini di Kerinci. Hal ini
diperkirakan karena sejarah Tari Rantak Kudo ini diperkirakan telah ada sejak
lama sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua),
kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun
asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian
dari sejarawan setempat.
Keberadaan seni tari Kerinci ini
terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari
generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya sangat sedikit pada saat ini dan
mulai pudar. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya
bahasa masyarakat kerinci daerah Tanjung dalam menembangkanya nyayian (pengasuh) untuk
mengiri kesenian dan tarian. Daerah Tanjung berada di hilir menyusuri sepanjang
pinggiran sungai yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari
lirik dan pantun serta bahasa Kerinci Hilir yang digunakan dalam mendendangkan
lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).
Tata tari
dan adat ritual
Tari Rantak Kudo dimainkan dengan
diiringi alat musik gendang dan di iringi oleh nyayian yang
berisi pantun-pantun, hal ini berbeda dengan Tari Rantak dari Minangkabau yang hanya diiringi instrumen musik. Para
penari terdiri dari pria dan wanita yang menari dengan gerakan
yang khas, yaitu kombinasi dari gerakan silat "langkah
tigo" ("Langkah Tiga") dan tari. Biasanya tarian ini juga
dipentaskan dengan pembakaran kemenyan tradisional upacara ritual yang membuat
penari semakin khidmat dalam geraknya, bahkan kadang-kadang ada di antara
penari yang mengalami kesurupan.
Dek,, idak ado gambar nyo yo dek?
BalasHapus